Teknik Budidaya Kedelai
a. Botani
Kedudukan kedelai
dalam sisitematika tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminosa
Sub Famili : Papilionoideae
Genus : Glysin
Species : Glycine max (L) Merill.
Kedelai dikenal dengan beberapa
nama lokal diantaranya adalah
kedele, kacang jepung, kacang bulu, gedela dan demokam. Di jepang
dikenal adanya kedelai rebus (edamame) atau kedelai manis, dan
kedelai hitam (koramame) sedangkan nama umum di dunia
disebut “soyabean”.
b. Morfologi
Susunan tubuh kedelai
terdiri atas dua macam alat organ utama yaitu vegetatif dan
generatif.
Organ vegetatif meliputi:
- akar
- batang
- daun
Organ generatif meliputi:
- bunga
- buah
- biji
Struktur akar tanaman
kedelai terdiri atas akar lembaga (radikula), akar tunggang
(radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis) berupa akar
rambut.
Akar kedele memiliki kemampuan
membentuk bitilakar (nodul). Bintil-bintil akar bentuknya bulat atau
tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri
Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan
nitrogen bebas dari udara.
Jumlah nitrogen yang
dapat ditambat bakteri ini berkisar 40-70% dari seluruh nitrogen yang
dibutuhkan tanaman.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tiap hektar lahan yang ditanaman kacang
kedele dapat menghasilkan
198 kg bintil akar per tahun atau setara dengan 440 kg pupuk urea.
Pada tanah yang belum
atau telah lama tidak ditanami kacang-kacangan biasanya
populasimikrobia penambat
N sedikit.Oleh karenanya tanah yang belum pernah
ditanamami kacangan maka perlu dikembangkan teknik inokulasi rhizobium.
Kedele berbatang semak
yang dapat mencapai ketinggian antara 30-100cm.
Batang beruas-ruas dan
memiliki percabangan antara 3 -6 cabang.
Tipe pertumbuhan
kedele dibedakan 3 macam, yaitu:
- Tipe determinate
- Tipe semi determinate
- Tipe indeterminate
Tipe determinate, memiliki
cirri antara lain:
- ujung batang
tanaman hampir sama besarnya
- Pembungaan serentak
- Tinggi tanaman
termasuk kategori pendek sampai sedang
- Daun paling
atas ukurannya sama besar dengan daun bagian tengah
Tipe indeterminate,
mempunyai ciri antara lain:
- ujung tanaman lebih
kecil dari ujung tengah
- ruas batangnya
panjang panjang, dan agak melilit
- pembungaan
berangsurangsur dimulai dari bawah
- pertumbuhan
vegetative terus menerus berlangsung
- Tinggi batang termasuk kategori
sedang sampai tinggi
- Ukuran daun paling
atas lebih kecil dibandingkan dengan daun bagian tengah
Tipe semi-determinate mumpangai
ciri antara dua tipe diatas.
Daun kedelai mempunyai
ciri antara lain helai daun (lamina) oval dan tata letaknya pada
tangkai daun bersifat
majemuk berdaun tiga (trifoliatus).
Tanaman kedele memiliki
bunga sempurna (hermaphrodite), yakni
pada tiap kuntum bunga
terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan
(benangsari).
Mekarnya bunga berlangsung pada
pukul 08.00-09.00 dan penyerbukannya bersifat
menyerbuk sendiri.
Kuntum bunga tersusun
dalam rangkaian bunga, namun tidak semua bunga dapat menjadi
polong (buah), sekitar
60% bunga rontiok sebelum membentuk polong.
Umur keluarnya bunga
kedelai bergantung varietasnya. Tanaman ini menghendaki
penyinaran pendek lebih
kurang 12 jam per hari.
Buah kedelai disebut polong yang
tersusun dalam rangkaian buah. Tiap plong berisi antara 1-4 biji per
polong. Jumlah polong per tanaman bergantung pada varietasnya. Kedelai
yang
ditanaman pada tanah subur pada
umumnya dapat menghasilkan 100-200 polong/pohon.
Biji kedelai umunya
berbentuk bulat, atau pipih sampai bulat lonjong, dengan warna
bervariasi kuning, hijau, cokllat atau hitam.
c. Varietas
Varietas kedelai sudah
ditanam di Indonesia pada mulanya berasal dari diantaranya
jepang, Taiwan, Amerika Serikat, dan sebagainya.
Kriteria varietas unggul
kedelai adalah:
- Berproduksi tinggi
- Berumur pendek
- Tahan
(resisten) terhadap penyakit berbahaya
- Mempunyai daya adaptasi
luas terhadap berbagai keadaan lingkungan tumbuh.
d. Pedoman teknis
Syarat Tumbuh
1 Tanah
Tanaman kedele dapat tumbuh
pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup
baik serta air yang cukup selama pertumbuhan tanaman.
Tanaman kedele dapat tumbuh
baik pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol.
Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah
podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk organic dan pengapuran.
2 Iklim
Kedele dapat tumbuh subur pada
: curah hujan optimal 100-200 mm/bulan. Temperatur 25-
27 derajat Celcius
dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari. Tinggi tempat dari
permukaan laut 0-900 m, dengan1ketinggian
optimal sekitar 600 m. Air . Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan
dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji
akan meningkatkan hasil kedele.
Teknik Budidaya
1. Persiapan lahan
Pengolahan lahan
dimulai sebelum jatuhnya hujan. Tanah diolah dengan bajak dan
garu/cangkul hingga gembur. Untuk
pengaturan air hujan perlu dibuat saluran drainase pada setiap 4 m
dan di sekeliling petakan sedalam 30 cm dan lebar 25 cm. Kedele
sangat
terganggu pertumbuhannya
bila air tergenang.
Tanah bekas pertanaman
padi tidak perlu diolah (tanpa olah tanah = TOT). Jika digunakan
lahan tegal lakukan pengolahan tanah secara intensif yakni dengan
2 kali dibajak dan sekali diratakan.
Buat saluran dengan
kedalaman 25–30 cm dan lebar 30 cm setiap 3–4 m, yang berfungsi
untuk mengurangi kelebihan air sekaligus
sebagai saluran irigasi pada saat tidak ada hujan.
Perlakuan benih Untuk mencegah
serangan hama lalat bibit, sebelum ditanam benih
dicampur Marshall dengan
dosis 100 gram/5 kg benih. Benih dibasahi secukupnya lalu
dibubuhi Marshall dan diaduk rata.
2. Penanaman
Dianjurkan menggunakan
benih bersertifikat dengan kebutuhan benih sekitar 40 kg/ha.
Penanaman benih dengan
cara ditugal, jarak tanam 40 x 10 cm atau 40 x 15 cm sesuai
kesuburan tanah, setiap
lubang tanaman diisi 2 butir benih lalu ditutup dengan tanah
tipis-tipis.
3 Pengairan
Fase pertumbuhan tanaman yang
sangat peka terhadap kekurangan air adalah awal
pertumbuhan vegetatif
(15–21 HST), saat berbunga (25–35 HST) dan saat pengisian
polong (55–70 HST). Dengan demikian pada fase-fase tersebut
tanaman harus diairi apabila hujan sudah tidak turun lagi.
4. Pemupukan
Dianjurkan menggunakan
pupuk Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCl 50 kg/ha atau sesuai
anjuran setempat. Seluruh jenis pupuk diberikan pada waktu
bersamaan yaitu saat pengolahan tanah terakhir. Mula-mula Urea
dan TSP dicampur lalu disebar merata, disusul penyebaran
KCl kemudian diratakan dengan penggaruan.
5. Penyulaman Benih
Benih yang tidak tumbuh
segera disulam, sebaiknya memakai bibit dari varietas dan kelas
yang sama. Penyulaman paling lambat pada saat tanaman berumur 1
minggu.
6. Penyiangan
Penyiangan dilakukan
paling sedikit dua kali, karena di lahan kering gulma tumbuh dengan
subur pada musim
penghujan. Penyiangan I pada saat tanaman berumur 2 minggu, menggunakan
cangkul.
Penyiangan II bila
tanaman sudah berbunga (kurang lebih umur 7 minggu), menggunakan
arit atau gulma dicabut dengan tangan.
7. Pengendalian hama
Tidak kurang dari 100
jenis serangga dapat menyerang kedele. Pengendalian di tingkat
petani terutama di daerah
sentra produksi sering menggunakan insektisida secara
berlebihan tanpa memperdulikan populasi hama.
Hal ini selain menambah
biaya juga merusak lingkungan dan menimbulkan kematian
serangga berguna.
Untuk mengurangi
frekuensi pemberian insektisida adalah dengan aplikasi insektida
berdasarkan pemantauan hama.
Insektisida hanya
akan digunakan bila kerusakan yang disebabkan oleh
hama diperkirakan akan menimbulkan kerugian secara ekonomi,
yaitu setelah tercapainya ambang kendali.
Pengendalian hama dilakukan berdasarkan pemantauan. Pengendalian hama secara
bercocok tanam (kultur
teknis) dan pengendalian secara hayati (biologis) saat ini dilakukan
untuk menekan pencemaran lingkungan.
Pengendalian secara
kultur teknis antara lain:
- penggunaan mulsa jerami
- pengolahan tanah
- pergiliran tanaman
dan tanam serentak dalam satu hamparan
- penggunaan
tanaman perangkap jagung dan kacang hijau.
Pengendalian secara
biologis antara lain:
- penggunaan
parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae
- penggunaan
Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak
Spodoptera litura (SlNPV) dan untuk ulat buah Helicoverpa
armigera (HaNPV)
- Penggunaan
feromonoid seks yang mampu mengendalikan ulat grayak.
Beberapa jenis hama
kedele adalah:
Lalat Kacang atau lalat
bibit (Ophiomya phaseoli tryon).
Hama ini memiliki ciri-ciri:
- berukuran
1.5-2.0mm, warna hitam mengkilat. Berkembang biak cepat satu
ekor betina dapat menghasilkan telur 100-300 butir selama perode dua
minggu.
- Bentuk telur lalat
kacang adalah lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar 0.12-0.20mm, berwarna
putih mutiara. Telur menetas setelah umur 2-4 hari.
Gejala serangan
- Bercak-bercak
tidak beraturan pada biji dan daun
- Lubang kecil
bekas gigitan
Pengendalian
- Pergiliran tanaman
- Insektisida
Ulat Grayak (Spodotera litura
F)
Ciri-ciri
- ngengat berwarna
gelap dengan garis putih pada sayap depan
- larva yang masih
kecil hidup berkelompok
- pembentukan pupa diatas
permukaan tanah
- daur hidup 30-61 hari
Gejala serangan
Ulat ini merusak seluruh
bagian tanaman
Pengendalian
- rotasi tanaman
dengan memutus siklus hidupnya
Ulat jengkal
(chrysodeixis chalcites Esp)
Ciri biologi
- Imago serangga
dewasa meletakkan telurnya di permukaan bawah daun
- Larva
membentuk kepompong dan dalam anyaman daun, kemudian
berubah menjadi pupa.
- Daur ( siklus hidup)
hama ini berlangsung selama lebih kurang 30 hari.
Gejala serangan
- Hama ini
bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag)dan stadium
yang membahayakan adalah larva.
- Larva menyerang
seluruh bagian tanaman, terutama daun-daunnya sehingga
menjadi rusak tidak
beraturan.
Pengendalian
- Pengendalian non kimiawi
antara lain dengan pergiliran (rotasi) tanaman, mengatur
waktu tanam secara serempak
pada areal sehamparan, pengumpulan larva untuk
dimusnahkan.
- Penyemprotan
insektisida selektif apabila populasi hama mencapai 85
ekor instar 1 atau 32 instar 2 atau 17 ekor instar 3per 12
tanaman. Jenis insektisida yang mangkus antara lain Dekasulfan 350
EC, folimat 500 SL, Gusadrin 150 WSC, Hostathion 40 EC,
atau Matador 25 EC sesuai konsentrasi yang dianjurkan.
Penggulung Daun (Lamprosema
Indica F.)
Ciri Biologi
- Larva berwarna
hijau terang dan hidup dalam gulungan daun muda.
- Pupa dibentuk
dalam gulungan daun yang direkatkan satu sama lain dengan zat
perekat dari hama tersebut.
Gejala serangan
Hama ini merusak kedele
pada umur tanaman 3-6 minggu setelah tanam. Bagian daun
digulung dan dimakan
sampai tulang daunnya, sehingga daun rusak.
Pengendalian
- Pergiliran tanaman
yang bukan sefamili ataupun dengan mengumpulkan dan memusnahkannya
- Pengendalian
kimiawi dengan insektisida selektif.
Ulat polong atau
buah (Heliothis armigera Hbn)
Ciri biologi
- ngengat berwarna
wawo matang kekuningkuningan
- telur kecil-kecil
- larva berwarna merah tua
- pupa dibentuk
diatas tanah
- daur hidup 62 hari
Gejala serangan
- larva melubangi
polong kedelai sehingga rusak
Pengendalian
- non kimiawi
melalui pergiliran tanaman bukan sefamili, waktu ranam yang
serentak, dan
mekanis dengan
cara mengumpulkan dan memusnahkannya
- kimiawi
dengan insektisida misalnya durnban 20EC atu Dipel WP pada
konsentrasi
yang dianjurkan.
Penggerek polong (Etiella
zinckenella treit)
Ciri biologi hama
- ngengat warna abu-abu
- sayap belakang
ditutup sisik jarang warna agak cerah
- serangga betina
mampu bertelur 73-300 butir diletakkan pada kelopak bunga
kedelai
- telur berwarna
lonjong dengan ukuran panjang 0.6mm.
- daur hidup hama 18-41 hari
Gejala serangan
- larva menggerek
polong dan tinggal di dalamnya
- kerusakan pada
bunga menyebabkan tanaman tidak membentuk polong.
Penyakit
Penyakit utama pada
kedelai adalah karat daun Phakopsora pachyrhizi, busuk
batang, dan
akar Schlerotium
rolfsii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus.
Pengendalian penyakit
karat daun dengan fungisida Mancozeb.
Penyakit busuk batang dan akar dikendalikan menggunakan jamur antagonis Thrichoderma
harzianum.
Pengendalian virus dilakukan dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama
kutu dengan insektisida
Decis. Waktu pengendalian adalah pada saat tanaman berumur 40,
50 dan 60 hari.
Panen
Kedele harus dipanen
pada tingkat kemasakan biji yang tepat.
Panen terlalu awal menyebabkan
banyak biji keriput, panen terlalu akhir
menyebabkan kehilangan
hasil karena biji rontok.
Ciri-ciri tanaman kedele
siap panen adalah :
- Daun telah menguning dan
mudah rontok
- Polong biji mengering dan berwarna kecoklatan
Panen yang benar dilakukan dengan
cara menyabit batang dengan menggunakan sabit
tajam dan tidak
dianjurkan dengan mencabut batang bersama akar.
Cara ini selain
mengurangi kesuburan tanah juga tanah yang terbawa akan
dapat mengotori biji.
No comments:
Post a Comment