Wednesday, May 7, 2014

BUDIDAYA KEDELAI




Teknik Budidaya Kedelai

a.    Botani

Kedudukan kedelai dalam sisitematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom          : Plantae
Devisi              : Spermatophyta
Sub-divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Polypetales
Famili              : Leguminosa
Sub Famili       : Papilionoideae
Genus             : Glysin
Species           : Glycine max (L) Merill.

Kedelai dikenal dengan beberapa nama lokal diantaranya adalah kedele, kacang jepung, kacang bulu, gedela dan demokam. Di jepang dikenal adanya kedelai rebus (edamame) atau kedelai manis, dan kedelai hitam (koramame) sedangkan nama umum di dunia
disebut “soyabean”.

b. Morfologi


Susunan tubuh kedelai terdiri atas dua macam alat organ utama yaitu vegetatif dan
generatif.

Organ vegetatif meliputi:
- akar
- batang
- daun

Organ generatif meliputi:
- bunga
- buah
- biji

Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga (radikula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis) berupa akar rambut.
Akar kedele memiliki kemampuan membentuk bitilakar (nodul). Bintil-bintil akar bentuknya bulat atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen bebas dari udara.
Jumlah nitrogen yang dapat ditambat bakteri ini berkisar 40-70% dari seluruh nitrogen yang
dibutuhkan tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap hektar lahan yang ditanaman kacang kedele dapat menghasilkan 198 kg bintil akar per tahun atau setara dengan 440 kg pupuk urea.
Pada tanah yang belum atau telah lama tidak ditanami kacang-kacangan biasanya
populasimikrobia penambat N sedikit.Oleh karenanya tanah yang belum pernah ditanamami kacangan maka perlu dikembangkan teknik inokulasi rhizobium.
Kedele berbatang semak yang dapat mencapai ketinggian antara 30-100cm.
Batang beruas-ruas dan memiliki percabangan antara 3 -6 cabang.

Tipe pertumbuhan kedele dibedakan 3 macam, yaitu:
Tipe determinate
- Tipe semi determinate
- Tipe indeterminate

Tipe determinate, memiliki cirri antara lain:
- ujung batang tanaman hampir sama besarnya
- Pembungaan serentak
- Tinggi tanaman termasuk kategori pendek sampai sedang
- Daun paling atas ukurannya sama besar dengan daun bagian tengah

Tipe indeterminate, mempunyai ciri antara lain:
- ujung tanaman lebih kecil dari ujung tengah
- ruas batangnya panjang panjang, dan agak melilit
- pembungaan berangsurangsur dimulai dari bawah
- pertumbuhan vegetative terus menerus berlangsung
- Tinggi batang termasuk kategori sedang sampai tinggi
- Ukuran daun paling atas lebih kecil dibandingkan dengan daun bagian tengah

Tipe semi-determinate mumpangai ciri antara dua tipe diatas.

Daun kedelai mempunyai ciri antara lain helai daun (lamina) oval dan tata letaknya pada
tangkai daun bersifat majemuk berdaun tiga (trifoliatus).

Tanaman kedele memiliki bunga sempurna (hermaphrodite), yakni
pada tiap kuntum bunga terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benangsari).

Mekarnya bunga berlangsung pada pukul 08.00-09.00 dan penyerbukannya bersifat
menyerbuk sendiri.
Kuntum bunga tersusun dalam rangkaian bunga, namun tidak semua bunga dapat menjadi
polong (buah), sekitar 60% bunga rontiok sebelum membentuk polong.
Umur keluarnya bunga kedelai bergantung varietasnya. Tanaman ini menghendaki
penyinaran pendek lebih kurang 12 jam per hari.
Buah kedelai disebut polong yang tersusun dalam rangkaian buah. Tiap plong berisi antara 1-4 biji per polong. Jumlah polong per tanaman bergantung pada varietasnya. Kedelai yang
ditanaman pada tanah subur pada umumnya dapat menghasilkan 100-200 polong/pohon.
Biji kedelai umunya berbentuk bulat, atau pipih sampai bulat lonjong, dengan warna bervariasi kuning, hijau, cokllat atau hitam.

c. Varietas

Varietas kedelai sudah ditanam di Indonesia pada mulanya berasal dari diantaranya jepang, Taiwan, Amerika Serikat, dan sebagainya.

Kriteria varietas unggul kedelai adalah:
- Berproduksi tinggi
- Berumur pendek
- Tahan (resisten) terhadap penyakit berbahaya
- Mempunyai daya adaptasi luas terhadap berbagai keadaan lingkungan tumbuh.

d. Pedoman teknis

Syarat Tumbuh
Tanah
Tanaman kedele dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup selama pertumbuhan tanaman.
Tanaman kedele dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk organic dan pengapuran.

2 Iklim
Kedele dapat tumbuh subur pada : curah hujan optimal 100-200 mm/bulan. Temperatur 25-
27 derajat Celcius dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari. Tinggi tempat dari
permukaan laut 0-900 m, dengan1ketinggian optimal sekitar 600 m. Air . Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan meningkatkan hasil kedele.

Teknik Budidaya

1Persiapan lahan

Pengolahan lahan dimulai sebelum jatuhnya hujan. Tanah diolah dengan bajak dan
garu/cangkul hingga gembur. Untuk pengaturan air hujan perlu dibuat saluran drainase pada setiap 4 m dan di sekeliling petakan sedalam 30 cm dan lebar 25 cm. Kedele sangat
terganggu pertumbuhannya bila air tergenang.


Tanah bekas pertanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah tanah = TOT). Jika digunakan lahan tegal lakukan pengolahan tanah secara intensif yakni dengan 2 kali dibajak dan sekali diratakan.
Buat saluran dengan kedalaman 25–30 cm dan lebar 30 cm setiap 3–4 m, yang berfungsi
untuk mengurangi kelebihan air sekaligus sebagai saluran irigasi pada saat tidak ada hujan.

Perlakuan benih Untuk mencegah serangan hama lalat bibit, sebelum ditanam benih
dicampur Marshall dengan dosis 100 gram/5 kg benih. Benih dibasahi secukupnya lalu
dibubuhi Marshall dan diaduk rata.

2Penanaman


Dianjurkan menggunakan benih bersertifikat dengan kebutuhan benih sekitar 40 kg/ha.
Penanaman benih dengan cara ditugal, jarak tanam 40 x 10 cm atau 40 x 15 cm sesuai
kesuburan tanah, setiap lubang tanaman diisi 2 butir benih lalu ditutup dengan tanah tipis-tipis.

3 Pengairan

Fase pertumbuhan tanaman yang sangat peka terhadap kekurangan air adalah awal
pertumbuhan vegetatif (15–21 HST), saat berbunga (25–35 HST) dan saat pengisian polong (55–70 HST). Dengan demikian pada fase-fase tersebut tanaman harus diairi apabila hujan sudah tidak turun lagi.

4. Pemupukan



Dianjurkan menggunakan pupuk Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCl 50 kg/ha atau sesuai anjuran setempat. Seluruh jenis pupuk diberikan pada waktu bersamaan yaitu saat pengolahan tanah terakhir. Mula-mula Urea dan TSP dicampur lalu disebar merata, disusul penyebaran KCl kemudian diratakan dengan penggaruan.

5. Penyulaman Benih

Benih yang tidak tumbuh segera disulam, sebaiknya memakai bibit dari varietas dan kelas yang sama. Penyulaman paling lambat pada saat tanaman berumur 1 minggu.

6. Penyiangan

Penyiangan dilakukan paling sedikit dua kali, karena di lahan kering gulma tumbuh dengan
subur pada musim penghujan. Penyiangan I pada saat tanaman berumur 2 minggu, menggunakan cangkul.
Penyiangan II bila tanaman sudah berbunga (kurang lebih umur 7 minggu), menggunakan
arit atau gulma dicabut dengan tangan.

7. Pengendalian hama

Tidak kurang dari 100 jenis serangga dapat menyerang kedele. Pengendalian di tingkat
petani terutama di daerah sentra produksi sering menggunakan insektisida secara berlebihan tanpa memperdulikan populasi hama.
Hal ini selain menambah biaya juga merusak lingkungan dan menimbulkan kematian serangga berguna.
Untuk mengurangi frekuensi pemberian insektisida adalah dengan aplikasi insektida
berdasarkan pemantauan hama.
Insektisida hanya akan digunakan bila kerusakan yang disebabkan oleh hama diperkirakan akan menimbulkan kerugian secara ekonomi, yaitu setelah tercapainya ambang kendali.

Pengendalian hama dilakukan berdasarkan pemantauan. Pengendalian hama secara
bercocok tanam (kultur teknis) dan pengendalian secara hayati (biologis) saat ini dilakukan untuk menekan pencemaran lingkungan.

Pengendalian secara kultur teknis antara lain:
- penggunaan mulsa jerami
- pengolahan tanah
- pergiliran tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan
- penggunaan tanaman perangkap jagung dan kacang hijau.
Pengendalian secara biologis antara lain:
- penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae
- penggunaan Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spodoptera litura (SlNPV) dan untuk ulat buah Helicoverpa armigera (HaNPV)
- Penggunaan feromonoid seks yang mampu mengendalikan ulat grayak.

Beberapa jenis hama kedele adalah:

Lalat Kacang atau lalat bibit (Ophiomya phaseoli tryon).

Hama ini memiliki ciri-ciri:
- berukuran 1.5-2.0mm, warna hitam mengkilat. Berkembang biak cepat satu ekor betina dapat menghasilkan telur 100-300 butir selama perode dua minggu.

- Bentuk telur lalat kacang adalah lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar 0.12-0.20mm, berwarna putih mutiara. Telur menetas setelah umur 2-4 hari.

Gejala serangan
- Bercak-bercak tidak beraturan pada biji dan daun
- Lubang kecil bekas gigitan

Pengendalian
- Pergiliran tanaman
- Insektisida

Ulat Grayak (Spodotera litura F)

Ciri-ciri
- ngengat berwarna gelap dengan garis putih pada sayap depan
- larva yang masih kecil hidup berkelompok
- pembentukan pupa diatas permukaan tanah
- daur hidup 30-61 hari

Gejala serangan
Ulat ini merusak seluruh bagian tanaman

Pengendalian
- rotasi tanaman dengan memutus siklus hidupnya


Ulat jengkal (chrysodeixis chalcites Esp)

 Ciri biologi
- Imago serangga dewasa meletakkan telurnya di permukaan bawah daun
- Larva membentuk kepompong dan dalam anyaman daun, kemudian berubah menjadi pupa.
- Daur ( siklus hidup) hama ini berlangsung selama lebih kurang 30 hari.

Gejala serangan
- Hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag)dan stadium yang membahayakan adalah larva.
- Larva menyerang seluruh bagian tanaman, terutama daun-daunnya sehingga menjadi  rusak tidak beraturan.

Pengendalian
- Pengendalian non kimiawi antara lain dengan pergiliran (rotasi) tanaman, mengatur
waktu tanam secara serempak pada areal sehamparan, pengumpulan larva untuk
dimusnahkan.
- Penyemprotan insektisida selektif apabila populasi hama mencapai 85 ekor instar 1 atau 32 instar 2 atau 17 ekor instar 3per 12 tanaman. Jenis insektisida yang mangkus antara lain Dekasulfan 350 EC, folimat 500 SL, Gusadrin 150 WSC, Hostathion 40 EC, atau Matador 25 EC sesuai konsentrasi yang dianjurkan.

Penggulung Daun (Lamprosema Indica F.)

Ciri Biologi
- Larva berwarna hijau terang dan hidup dalam gulungan daun muda.
- Pupa dibentuk dalam gulungan daun yang direkatkan satu sama lain dengan zat perekat dari hama tersebut.

Gejala serangan
Hama ini merusak kedele pada umur tanaman 3-6 minggu setelah tanam. Bagian daun
digulung dan dimakan sampai tulang daunnya, sehingga daun rusak.

Pengendalian
- Pergiliran tanaman yang bukan sefamili ataupun dengan mengumpulkan dan memusnahkannya
- Pengendalian kimiawi dengan insektisida selektif.


Ulat polong atau buah (Heliothis armigera Hbn)

 Ciri biologi
- ngengat berwarna wawo matang kekuningkuningan
- telur kecil-kecil
- larva berwarna merah tua
- pupa dibentuk diatas tanah
- daur hidup 62 hari

Gejala serangan
- larva melubangi polong kedelai sehingga rusak

Pengendalian
- non kimiawi melalui pergiliran tanaman bukan sefamili, waktu ranam yang serentak, dan
mekanis dengan cara mengumpulkan dan memusnahkannya
- kimiawi dengan insektisida misalnya durnban 20EC atu Dipel WP pada konsentrasi
yang dianjurkan.

Penggerek polong (Etiella zinckenella treit)

Ciri biologi hama
- ngengat warna abu-abu
- sayap belakang ditutup sisik jarang warna agak cerah
- serangga betina mampu bertelur 73-300 butir diletakkan pada kelopak bunga kedelai
- telur berwarna lonjong dengan ukuran panjang 0.6mm.
- daur hidup hama 18-41 hari

Gejala serangan
- larva menggerek polong dan tinggal di dalamnya
- kerusakan pada bunga menyebabkan tanaman tidak membentuk polong.

Penyakit

Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phakopsora pachyrhizi, busuk batang, dan
akar Schlerotium rolfsii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus.
Pengendalian penyakit karat daun dengan fungisida Mancozeb.

Penyakit busuk batang dan akar dikendalikan menggunakan jamur antagonis Thrichoderma
harzianum.

Pengendalian virus 
dilakukan dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama
kutu dengan insektisida Decis. Waktu pengendalian adalah pada saat tanaman berumur 40,
50 dan 60 hari.


Panen

Kedele harus dipanen pada tingkat kemasakan biji yang tepat.
Panen terlalu awal menyebabkan banyak biji keriput, panen terlalu akhir
menyebabkan kehilangan hasil karena biji rontok.

Ciri-ciri tanaman kedele siap panen adalah :
- Daun telah menguning dan mudah rontok
- Polong biji mengering dan berwarna kecoklatan

Panen yang benar dilakukan dengan cara menyabit batang dengan menggunakan sabit
tajam dan tidak dianjurkan dengan mencabut batang bersama akar.
Cara ini selain mengurangi kesuburan tanah juga tanah yang terbawa akan dapat mengotori biji.


No comments:

Post a Comment