Monday, January 11, 2016

BERTANAM PADI SECARA HIDROPONIK 5 KALI PANEN PER TAHUN


Kamis, 14 Januari 2016

1 HST
Populasi tanaman padi yang di akan di tanam adala sebanyak 5520 anakan yang dibagi 20 batang anakan per netpot(lubang tanam) sebanyak 276 netpot yang dibagi kepada 2 model penyinaran. model pertama penyinaran penuh sebanyak 23 netpot dengan 4 kali pengulangan yaitu sebanyak 92 netpot atau 1840 batang. model kedua, sebanyak 184 netpot atau 3680 batang. penentuan model ini adalah karena letak media tanam yang sudah ada. karena dana terbatas percobaan awal ini dirasa cukup karena targetnya adalah mengamati pertumbuhan dan karakterisik tanaman padi jika dibudidayakan secara hidroponik berikut mencoba memberanikan diri untuk membandingkan hasil produksi dengan sisim penanaman padi secara konvensional.

 Bibit diseleksi  berdasarkan ukuran yang sama dan saya tidak berharap keluar anakan baru, jika keluar pun akan di pangkas karena hanya batang utama saja yang akan kita pelihara sampai panen agar bulir padi yang dihasilkan matang serentak dan tidak jauh berbeza.

Nutrisi yang akan saya gunakan adalah khusus nutrisi untuk padi produk dari salah satu perusahaan yang memproduksi nutrisi hidroponik yang berlokasi di Jogyakarta (belum minta izin share) dengan dosis 3,2 s/d 3,5 EC.

Tanaman padi di atas  telah berumur sebulan dan insyaAllah dua bulan berikutnya  panen. Dalam sistim budidaya tanaman secara hidroponik masa awal pertumbuhan vegetatif bisa dilakukan tanpa menunggu panen tanaman yang lebih dulu ditanam, artinya dapat dilakukan dalam wadah lain di tempat yang terpisah begitu tanaman lama panen maka kekosongan gully dapat langsung di isi di hari itu juga bahkan sangat mungkin dapat dipadu dalam satu gully yang sama yang diatur sedemikian rupa secara selang seling antara tanaman yang akan dipanen dengan tanaman yang baru disemai atau masih masa pertumbuhan vegetatif.

Keistimewaan dalam budidaya tanaman secara hidroponik ini dapat menghemat waktu sehingga memungkinkan padi panen 4 sampai 5 kali panen per tahun, sehingga biaya besar di awal yang dikeluarkan dalam teknik budidaya secara hidroponik dapat tertutupi dengan banyaknya panen pertahun dan balik modal hanya dalam setahun saja.

Selain itu bertanam padi secara hidroponik otomatis sudah meng-cancel alias meng-delete alias "menggorok leher" biaya yang membuat pusing petani setiap tahun berupa
1. biaya traktor sehingga jika seluruh indonesia menerapkan ini traktor traktor bisa dijual kilo-an sebagai     besi tua.
2. biaya  pembuatan persemaian
3. biaya olah tanah
4. biaya tanam
5. biaya irigasi
6. biaya penyiangan
7. biaya panen
8. biaya angkut, karena tidak dipanen sekaligus jadi tidak membutuhkan jasa pengangkutan missal
9. biaya threser alias mesin perontok, silahkan di jual kilo-an saja thresernya dan pengusaha yang memproduksi threser silahkan beralih ke produksi barang lainnya sebelum anda bangkrut dll.

Kelemahan sistim budidaya tanaman padi secara hidroponik ini hanya 2, modal awal yang relatif besar dan menciptakan pengangguran baru seperti
1. petani gurem akan mati gantung diri karena kehilangan pekerjaannya karena pemilik sawah akan  kelola     sendiri tanpa perlu membuka dasi alias bisa bertani sambil berdasi.
2. pemilik traktor merugi karena sudah gak laku lagi
3. ibu-ibu miskin yg selama ini menawarkan jasa tanam padi dan penyiangan akan kehilangan mata   pencahariannya dan sudah tak bisa membuat petani rugi lagi.
4. irigasi yang dibuat dengan uang negara yang ber trilyun trilyun itu akan mubazir
5. bapak-bapak yang profesinya bukan tani yang biasanya pada waktu panen padi menawarkan jasa pemotongan padi juga sudah tidak bisa membuat lagi petani merugi dan negara yang memproduksi   mesin pemotong padi juga akan bangkrut tiba-tiba.
6. anak-anak remaja yang biasaya pada masa panen menawarkan jasa angkut padi sudah idak bisa beli       baju baru lagi dengan hasil upah angkut padi dan lagi-lagi petani tidak perlu menyumbangkan baju           baru buat mereka lagi. by by
7. pemerintah akan kehilangan program andalan selama ini yaitu program perluasan area tanam dengan       mencetak sawah baru.

untuk mengatasi kelemahan diatas sangat gampang, kita tinggal tanyakan ke pemerintah apakah mereka ingin petani berjaya atau petani miskin.
jika ingin petani kaya dan dapat memproduksi padi dengan biaya yang minimum sehingga dapat mengekspor beras ke manca negara sehingga negara kita tidak hanya swasembada pangan namun memberi makan penduduk dunia yang dapat menghasilkan devisa sehingga pengangguran di negara kita tidak mati kelaparan atau batal gantung diri karena pemerintah sanggup melaksanakan UUD 45 khususnya pasal 34 ayat 1 yang berbunyi "fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara"

berikan modal kepada petani sebagai modal awal untuk membangun wadah budidaya secara hidroponik. tanah kita sangat luas berikan modal kepada pengangguran penganguran untuk membangun wadah bidudaya hidroponik juga sehingga jumlah petani semakin banyak dan pekerja semakin sedikit. dst

Ini baru  wacana dan akan kita coba lakukan percobaan dalam skala kecil dalam bentuk demplot.

ketika hal ini saya sampaikan ke teman terdekat mereka rata rata mengatakan " mimpi sampeyan" atau "bu ka lheuh? jak pajoh bu bu dile bek rubah inan" atau ada yang lebih sadis " padum boh jalo kalheuh ka uet mangat sigo ka toh kapai sengeh beungeh" saya tak akan terjemahkan bahasa planet ini. anda harus yakin bahwa ada banyak kesuksesan di awali oleh sebuah mimpi. mudah-mudahan ini akan jadi kenyataan dimasa yang akan datang. di negeri kita . mari kita bekerja bersama sama. tidak penting siapa dulu yg memulai, siapa yang akan dapat hak paten, siapa yang akan dikenang jadi pahlawan dan siapa yang duluan kaya dengan sistem ini. yang penting petani berjaya. merdeka




Kamis, 28 Januari 2016

13 HST
pada minggu ke dua setelah tanam ke gully, padi sudah menunjukkan adaptasi yang baik dari media tanah beralih ke media air dan anakan padi sudah mengeluarkan akar akar baru. kepekatan nutrisi sudah bisa ditingkatkan ke dosis 3 EC atau 2000 ppm untuk mendukung tanaman agar kebutuhan nutrisi dalam masa perumbuhan vegetatif terpenuhi dengan baik.



5 Februari 2016,

22 hst padi mulai memperbanyak anakan dan tumbuh dengan subur




mohon maaf, padi hidroponik percobaan di serang penyakit Hawar Daun Bakteri, kemungkinan besar akan gagal. daun padi menguning kemudian kering dan mati. beginilah penampakan terakhir dari padi yang terserang penyakit hawar daun bakteri

walau diserang penyakit dan kemungkinan akan gagal namun masih ada manfaatnya juga yaitu didapat generasi padi yang tahan dan adaptif dengan teknik budidaya secara hidroponik, jika ada tanaman padi yang selamat dan berhasil berproduksi.

selanjutnya akan dicoba ulang dengan generasi padi yang baru tersebut atau varietas padi yang lain, semoga pembaca dapat bersabar mengikuti proses ini.



BERSAMBUNG.......










No comments:

Post a Comment